Dari Silvia di Sulsel
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar
Nurani yang budiman,
aku tak tahu harus memulai dari mana dalam berkisah dimalam hari ini, sebab sebelum diri ini bertutur, goresan luka, kecewa dan air mata itu seolah kembali terkuak dan menganga lebar didalam hatiku. Tetapi aku harus kuat..dan aku harus bias menahan gejolak itu, agar aku mampu berkisah dimalam hari ini dan memberi manfaat bagi orang lain yang mendengarkan kisahku ini.
aku tak tahu harus memulai dari mana dalam berkisah dimalam hari ini, sebab sebelum diri ini bertutur, goresan luka, kecewa dan air mata itu seolah kembali terkuak dan menganga lebar didalam hatiku. Tetapi aku harus kuat..dan aku harus bias menahan gejolak itu, agar aku mampu berkisah dimalam hari ini dan memberi manfaat bagi orang lain yang mendengarkan kisahku ini.
Pendengar Nurani yang baik
Satu
kalimat yang kupilih mengawali kisahku ini adalah “HATI-HATI dengan
Fitnah FACEBOOK”, sebab hal ini lebih berbahaya dari fitnah Handphone
dan lainnya, sebab bila kita terjebak dalam fitnah itu, maka kita seolah
sulit keluar darinya, bahkan akan membuat kita ketagihan dan rela
melakukan apapun.., demikian yang telah menimpaku saat ini.., pedih dan
sakit mengenangnya, bahkan teramat sangat memalukan untuk dikisahkan,
tetapi inilah realita yang harus kuhadapi dan aku tidak ingin
teman-teman khususnya pendengar Nurani mengalami hal ini. Kisah ini
terjadi sejak 6 bulan silam, tepatnya tanggal 12 november 2010..,
entahlah siapa yang memulai diantara kami, yg pasti hobby facebookan itu
telah kugemari sejak awal facebook dikenal dimasyarakt luas, dan aku
tidak pernah bermimpi untuk menjadikan facebook sebagai media pencarian
jodoh, tidak sama sekali. Jujur, Alhamdulillah materi-materi Liqo’ di
marhalaku meskipun baru setingkat Awal namun telah banyak memberiku
manfaat utamanya dalam membentengi diri dari berkhalwat dengan orang
yang buka muhrimku dan aku berusaha untuk istiqamah dijalan itu,
sementara soal kegemaran facebook sendiri, semua itu hanyalah sebatas
hoby dan penghilang rasa suntuk saat hati sedang jenuh apalagi saat
rindu dengan teman-teman akhwat yang jauh tersebar diberbagai pelosok
tanah air, yaah..aku yakin siapapun kita pasti memiliki akun facebook
dan paling minimal pernah mendengar kata itu, sebagai seorang muslimah,
aku berusaha memanfaatkan jejaring social itu sebagai alternative
menimba ilmu, apalagi saat chatingan dengan orang-orang yg kita kenal
memiliki kapabilitas ilmu pengetahuan yg cukup tinggi dalam hal agama,
aku sangat gembira bila mendapatkan tambahan pengetahuan dari mereka2 yg
memiliki tingkatan ilmu agama yg tinggi, aku juga sangat termotifasi
membaca tautan-tautan yg sarat akan pengetahuan dan juga senang membaca
status-status milik orang lain yang penuh dengan nasehat, meskipun tak
dapat dipungkiri bahwa tak sedikit juga diantara status-status mereka
begitu lebay-nya dan tidak ada sedikitpun manfaat yg bias diambil
darinya, Alhamdulillah selama mengenal facebook, aku jarang mengomentari
status-status milik ikhwah, meskipun aku sendiri menyaksikan begitu
banyak ketimpang tindihan didalam jejaring social tersebut, dimana saat
ikhwah menulis sebuah status, ternyata kebanyakan komentatornya adalah
akhwat, atau sebaliknya disaat akhwat yg menulis status, kusaksikan
begitu banyak komentar ikhwah dibawahnya…, Allahu a’lam apa motifasinya,
yg pasti dengan melihat kenyataan itu, aku berusaha berbaik sangka dri
semua itu, aku takut terjebak pada perkara-perkara yg justru akan
merenggangkan ukhuwah. Yah..demikianlah sekilas tentang diriku di
facebook…, hingga suatu hari, ketika usai melaksanakan sholat isya..saat
semua amanah telah kuselesaikan dan saat rasa kantuk itu belum
menghingapiku, aku kembali melarutkan diriku pada jejaring social itu
dengan menggunakan laptop dan modem pemberian dari ayahku saat masuk
mendaftar kuliah dulu, dan lagi-lagi aku mulai menyimak satu persatu
status-status terbari dari teman-teman facebookku, berbagai perasaan
menyeruak seketika direlug hatiku yg paling dalam, kadang memabca
status, tautan atau note mengharukan akupun seolah
terseret dalam kesedihan itu, begitu juga saat mendapati status-status
yg sedikit humoris, maka akupun seolah terhipnotis dan tersenyum
mendapati hal itu, meskipun aku pribadi adalah tipe akhwat yg jarang
sekali mengomentari secara lagsung dari status, tautan atau note-note
itu, bagiku cukuplah membaca, menelaah bila itu positif, lalu berusaha mempraktekkan bila aku memiliki kemampuan atasnya.
Pendengar nurani yang baik
Demikianlah
sekiranya kebiasaan-kebiasaanku memanfaatkan jejaring social facebook
itu, hingga suatu ketika aku tersandung pada sebuah kondisi yang tidak
pernah kuinginkan sama sekali, dimana ketika aku seperti biasa serius
mengamati status-status dari sejumlah akun facebook, tiba-tiba di chat
roomku muncul sebuah sapaan dari akun facebook seorang ikhwah, nama
akunnya Abu Ammar Al-indonesy “assalamu ‘alaikum, kaifa haluki yaa
ukhty..” begitulah dia menyapaku, beberapa saat lama aku memandangi
sapaan diruang obrolanku itu dan tak sedikitpun aku membalasnya, aku
sendiri berusaha mengacuhkannya dengan kembali membaca tautan-tautan dan
note-note yang kuanggap menarik dari sejumlah akun, hingga kulihat
ikhwah yg menyapaku tadi terus mengirimkan pesan-pesan sapaannya padaku,
dan kali ini mungkin sudah dengan nada emosi
“Assalamu ‘alaikum”
“kaifa haluki”
“Assalamu “alaikum”
“hai.., hallo.., ada orang..??”
“apa pemilik akun ini manusia??”
“halowwwww…….”
“emang enak dicuekin..!!!”
“anti muslimah atau kafir sih..koq salam orang gak dijawab..”
“dasar akhwat karbitan..munafik…”
Begitulah
cara dia menyapaku saat aku tak menghiraukannya, hingga akhirnya dengan
sangat terpaksa aku menjawab salamnya “wa’alaikumussalam” jawabku
“nah gitu dong…kan enak kedengarannya” jawabnya
“oh
ya, aku minta maaf atas kata-kataku tadi, sebab aku sendiri merasa
dicuekin, jadinya ngomongnya jadi ngelantur kayak tadi, afwan ya…kamu
gak marahkan…?, please….” Ujarnya lagi padaku tanpa memberiku jedah
bagiku untuk menjawabnya.
“la
ba’sa..afwan akhy..ana akhwat jadi ana sarankan bila tidak ada
keperluan mendesak, sebaiknya tidak ada komunikasi diantara
kita..assalamu ‘alaikum..” balasku sambil buru-buru menjadikan offline
chat roomku meskipun aku belum menutup akun facebookku, dadaku berdegup
kencang, khwatir bila dia menanggapinya kotor lagi, jujur sebagai
seorang muslimah yg faham hukum, aku takut sekali dicaci orang apalagi
sampai dimusuhi, “ya Allah semoga itu tidak terjadi” ujarku dalam hati,
hingga beberapa saat kemudian aku dapati ada sebuah pesan masuk dikotak
masuk facebookku, perlahan aku meng-klik pesan itu dan benar saja
dugaanku, ternyata pesan itu dating dari ikhwah tadi “Abu Ammar
Al-indonesy”, dengan sedikit agak gugup karena khawatir isinya adalah
makian, perlahan kubuka pesan itu, namun ternyata semua diluar dugaanku,
sebab yang terpampang diinboxku adalah sebuah kata-kata romantic yang
disertai sebuah foto pria muda bersahaja dengan jenggot lebat menghiasi
dagu dan separuh pipinya, berkopiah putih, memakai ghamis biru sambil
menampakkan baris-baris giginya yang putih, “astagfirullah..siapa ini?,”
ujarku dalam hati dengan dadaku yg semakin tidak menentu, aku sendiri
tidak tahu apa penyebabnya, tetapi yg aku tahu bahwa rasa itu terbesit
saat kupandangi beberapa lembar foto itu dengan berbagai pose, perlahan
kubaca isi pesannya :
Assalamu
‘alaikum Warohmatullahi wabarokatuh, afwan ukhti..mungkin
kalimat-kalimat aku tadi membuatmu marah ataupun tersinggung sehingga
begitu cepatnya anti offline, jujur aku menyapa anti karena beberapa
bulan terakhir ini ana selalu mengamati status anti, tautan dan
catatan-catatan yg anti posting di facebook, aku sangat bersimpatik
dengannya,sepertinya saat ini anti tengah berada dalam kebimbangan dan ,
afwan yah..bila itu benar, maka bisakah aku menjadi sahabatmu, aku siap
mendengarkan keluh kesahmu, aku bersedia menjadi pelipur laramu, asal
kau bias tersenyum, maka aku akan bahagia dengannya, aku mohon pada
anti…, terimalah aku sebagai sahabatmu…, uhibbuki fillah sebab anti
adalah saudara ana. Oh ya, mungkin sudah jelas nama ana bagi anti-kan?,
tapi itu kuniyah ana, saat ini usia ana 28 tahun, dan nama asli ana
Nurdin, kalau anti lebih muda usianya dari ana maka panggil aja ana kak
nurdin, thayyib..?, syukran sebelumnya..wassalam
Begitulah
pemilik akun fb “Abu Ammar Al-indonesy” yang katanya memiliki nama asli
nurdin masuk dalam kehidupanku.., jujur menerima pesan itu sebenarnya
agak sedikit mengusik hatiku, sebagai seorang wanita dewasa yang begitu
merindukan hadirnya pengayom bagi diriku kelak sebagai seorang suami,
aku begitu memimpikan hadirnya sosok yang bersahaja seperti dia, tetapi
sebagai akhwat aku m erasa malu bila begitu datangnya penawaran itu dan
aku langsung memberikan respon harapan padanya, akhirnya malam itu aku
jadi tidak bias terlelap, apalagi beberapa saat setelahnya ada 2 pesan
lagi masuk keinbox fb-ku dan pengirimnya adalah sama, dengan isi pesan
yang lebih romantic…, aku sendiri semakin luluh dibuatnya..tetapi hati
kecilku masih saja menguasai nalarku hingga aku masih kuat dengan
pendirianku, aku berusaha untuk tidak member jawaban apapun atas
perhatiannya padaku..begitulah..akhirnya malam itu terjadilah perang
dalam hati kecilku, hingga beberapa saat setelahnya aku dikagetkan oleh
deringan HP ku, sebuh telepon yang ternyata dari seorang sahabat satu
Liqo’ dengaku, Tia namanya, perlahan kuangkat teleponnya :
“assalamu
a’alaikum..koq belum tidur sih say…”ujar tia dari seberang, memang
dalam kesehariannya tia memanggil aku dengan sebutan say, aku sendiri
gak tahu apa artinya dan aku tidak pernah menyainya
“wa’alaikumussalam…iya
nih…belum bias terlelap.., banyak nyamuk-nyamuk nakal dimalam hari ini
yang mengusik tidurku, anti sendiri kenapa belum tidur..tumben juga
nelpon ana tengah malam begini..”jawabku perlahan
“oo..nyamuk
beneran atau nyamuk karbitan yg berwujud manusia…, hehehe” ujarnya lagi
dari seberang, aku sedikit agak kaget dengan tebakan sahabat Liqo’ku
ini
“afwan ukhty, maksud anti?, ana gak faham…”tanyaku lagi
“hehehe..lewat
say..gak usah dibahas.., oh ya aku nelpon anti mau nanya kabarnya,
baik-baik kan..?, kalau ada masalah cerita dong…, kan kita sahabatan
sudah lama., masa sih masih ada rahasia-rahasiaan..?” ujarnya merayuku
agar mau berbagi dengannya
“gak koq..gak ada apa-apa..Cuma ada sedikit masalah..” jawabku
“masalah..?,
masalah apa saying.., bukan masalah hatikan..?,hmmm..atau ada yang lagi
fallin in love nih..hati-hati ya neng,,virus merah jambu mewabah..”
ujarnya padaku, aku sedikit tersentak dibuatnya karena tia seolah bias
membaca fikiranku, tapi ah…mungkin ini hanya kebetulan saja
“iyya
nih..ada sesuatu yang lagi menggangu fikiranku, coba anti buka facebook
anti dan search ikhwah dengan akun Abu Ammar Al-indonesy, olong bantu
selidiki siapa dia ya.., please..soalnya dia berani mengsik
ketenanganku” jawabku yang akhirnya terbuka dengan situasi saat itu.
“Abu
Ammar Al-indonesy.., hmmm..sepertinya ana pernah dengar tuh nama…,
bukan ikhwah alumni S-2 dari Malaisya ya..” papar tia menjelaskan, aku
sendiri kaget dibuatnya sebab ternyata tia seperti mengenal ikhwah itu.
“gak tahu juga ukhti,,yang jelas ikhwah ini barusan mengganggu ana, mengirimkan foto segala..bahkan merayu lagi..”terangku lagi
“ehem..ehem..bagus
tuh neng..antikan pernah bilang ke ana, bahwa anti memimpikan
pendamping hidup yg kayak gitu, sekarang..begitu yang dinanti mulai
nongol, eehhh anti malah gak respon…, pokoknya ana mendukung deh…” ujar
tia padakumemberi motifasi, mendengar hal itu dahiku sedikit
berkerut..ada tanda Tanya besar muncul dihatiku mengetahui sika tia
malam itu, aneh..masa ada akhwat yang punya pemikiran kayak dia..
Demikianlah
percakapan kami malam itu, meskipun semuanya diliputi kejanggalan,
namun aku berusaha untuk memahaminya, sebab aku yakin tia adalah teman
yang baik.
Pendnegar nurani yang budiman
Sejak
malam itu hari-hariku mulai kurasakan berbeda, tapi perbedaan itu
justru pada nilai-nilai yang positif, sebab aku jadi rajin Liqo’ dan
mengikuti halaqah-halaqah ilmu, dan semua itu berkat motifasi dari
ikhwah yang telah mengusik hatiku, siapalagi kalau bukan Abu Ammar
Al-indonesy, entah apa motifasinya, yang pasti setiap hari dia mengayomi
aku dengan cintanya, nasehat2nya begitu membuatku berkhayal hingga
ketingkat tinggi, yaa Allah..andai aku memang berjodoh dengannya, maka
satukanlah cinta kami berdua ya Allah.., satukanlah dalam ikatan
pernikahan” pintaku dalam setiap doa-doaku
Alhamdulillah,
berkat bantuan sahabatku tia yang mencari tahu siapa sebenarnya Abu
Ammar Al-indonesy, membuatku semakin mantap untuk menata hati
bersamanya, sebab menurut informasi dari sejumlah sumber yang berhasil
didapatkan oleh tia, bahwa Abu Ammar Al-indonesy adalah seorang ikhwah
S-2 alumni universias malaisya, dia juga adalah seorang pria mapan asal
bandung yang saat ini sedang bekerja disebuah perusahaan swata syar’I
terkenal dibandung, dan aktif diorgansasi dakwah disana, dan
Alhamdulillah dengan informasi itu, tak lagi membuat aku was-was dalam
bergaul dengannya, sebab aku yakin Abu Ammar Al-indonesy adalah lelaki
yang isnya Allah baik untuk dunia dan akhiratku
Pendengar nurani yang baik
Hari-hari
kami lalui dengan kebahagiaan layaknya sepasang muda-mudi yang
kasmaran, setiap hari selain pesan-pesan hikamh yang dia kirimkan
diinboxku, selalu ada saja kata-kata romantic yang selalu
membawaku melambung tinggi saat chatingan bersamanya, dan aku snediri
seperi menajdi seorang penggila facebook, dengan kesepakatan yang telah
terencana sebelumya, bahwa jam-jam chatingan kami adalah usai sholat
shubuh, kemudian saat jelang dzhuhur dan usai sholat isya, alas an kak
nurdin atau Abu Ammar Al-indonesy bahwa saat-saat itu waktunya lowong
dan free aktifitas, dan disetiap ada kesempatan kami selalu bercengkrama
meskipun hanya melalui dunia maya, berbagai perencanaan masa depan
membangun keluarga kecil dengan rumah impianpun tak terlewatkan dari
pembahasan kami disetiap chatingan, panggilan mesra dan sayangpun seolah
menjadi biasa diantara kami, hingga suatu kesempatan saat usai
melaksanakan sholat isya dan saat chatingan dengannya, kak nurdin atau
Abu Ammar Al-indonesy menjanjikan aku sebuah janji yang kali ini tidak
hanya membawaku kehayalan tingkat tinggi, akan tetapi mungkin jauh lebih
tinggi dari yang dibayangkan orang-2, dimana dia meberiku janji untuk
menghitbahnya bulan depan, bahkan untuk keseriusan janji itu, dia
memintaku untuk meng-add sebuah akun facebook lain yang katanya adalah
sepupu dan tantenya, yaitu akun “ukhti merah jambu dan akun Hanifa Ummu
Khanza”, menurutnya kedua akun itu adalah milik keluarganya yang selama
ini telah mengetahui hubungan kami, dan Alhamdulillah dnegan senang dan
hati riang aku meng-add kedua akun itu…dan benar saja..dengan hanya
hitungan waktu kamipun telah menjadi akrab, dan mereka begitu merespon
hubungan yang telah terjalin diantara kami, kusaksikan pula bahwa di
dinding facebooknya kak nurdin atau Abu Ammar Al-indonesy, pemilik akun Hanifa Ummu Khanza menulis sebuah motifasi yang begitu membuat aku bahagia
“Nurdin..bagaimana
persiapan walimahmu..lancar-lancar sajakan?, bagaimana dengan keluarga
akhwatnya?, apa mereka sudah siap menunggu kehadiran kita sekeluarga
dari bandung?” tulis Akun Hanifa Ummu Khanza didinding Abu Ammar
Al-indonesy, dan beberapa menit kemudian tiba-tiba Abu Ammar Al-indonesy
mengomentari pesan dinding itu.
“Alhamdulillah sudah mbak yu, semua sudah siap, mas burhan jadi dating kebandung kan mba?” koment Abu Ammar Al-indonesy
“insya
Allah mas-mu dating koq..masa moment special begitu dilewatin, tenang
aja, kamu siap-siap aja dengan mental menghadapi hari sacral itu” koment
balasan Hanifa Ummu Khanza, dan saling mengomentari itupun menjadi
berkepanjangan saat ukhti merah jambu dan beberapa akun lainnya turut
memberikan ucapan selamat ke Abu Ammar Al-indonesy. Jujur mendapati
semua itu bahagia rasanya hatiku.
Pendengar Nurani yang budiman
Waktu
terus bergulir, hari berganti hari dan tanpa terasa waktu yang
dijanjikan Abu Ammar Al-indonesy untuk dating bersama keluarga besarnya
dari bandung menghitbah aku, semua keluarga telah aku beritahu dan telah
berkumpul menantikan kedatangan mereka, hatiku sangat bahagia saat itu,
aku bahkan tidak mampu melukiskan perasaanku saat itu, namun alangkah
cemas hatiku manakala menyadari bahwa hingga pagi berlalu dan menjelang
siang harinya, tak Nampak sedikitpun tanda-tanda kedatangan mereka,
beberapa keluargaku juga sudah mulai pamit pulang karena harus
menunaikan amanah yang lain saat itu, sementara kedua orang tuaku mulai
menampakkan raut wajah kecewa mendapati semua itu, aku sendiri sudah
mulai diliputi rasa khawatir bercampur malu manakala hingga ba’da ashar
keluarga Abu Ammar Al-indonesy tidak kunjung tiba dirumah, “Yaa Allah
ada apa ini?, apa ada kendala yang menyebabkan mereka tidak jadi
dating?” gumamku dalam hati. Akhirnya untuk menutupi rasa kahwatir itu
aku kembali mengambil laptop dan modemku untuk melihat perkembangan
terkini dari kedatangan keluarga Abu Ammar Al-indonesy, dan b etapa
jagetnya aku manakala mendpati kabar dari ukhti merah jambu bahwa Abu
Ammar Al-indonesy mendadak sakit parah, dokter mendiagnosa penyakitnya
adalah malaria, aku sedih saat itu, sebab mimpiku yang tinggal selangkah
lagi harus berakhir dengan penantian yg enah kapan berakhirnya, namun
sebuah kesyukuran buatku sebab ditengah kekalutan itu Hanifah Ummu
Khanza dan Ukhti merah jambu selalu menguatkan hatiku agar selalu
bersabar, dan Alhamdulillah aku mampu melewati semua itu, beberapa pecan
setelahnya kulihat status Abu Ammar Al-indonesy yang selama ini tak
pernah di update lagi kini akhirnya sudah terpampang status terbarunya
“Alhamdulillah sembuh juga, Allah begitu saying padaku, semoga sakit ini
bias menghapus dosa-dosaku, aamiin” itulah status terbaru Abu Ammar
Al-indonesy yang kemudian dikomenatri oleh ukhti merah jambu dan Hanifa
Ummu Khanza “Alhamdulillah..”
Pendengar Nurani yang baik
Saat
ada kesempatan setelah beberapa pecan sembuhnya Abu Ammar Al-indonesy
dari sakitnya, aku kembali menta’kid kesempatan merekaa untuk dating
kerumah untuk melanjutkan pembicaraan yang semapat terputus kemarin
yakni dating menghitbah aku, tapi pertanyaan itu tak kunjung mendapat
jawaban, hingga beberapa saat setelahnya, muncullah status terbaru Abu
Ammar Al-indonesy
“Yaa
Allah, cobaan apalagi ini, ibuku mendadak masuk rumah sakit kena
serangan jantung, padahal semua sudah siap-siap pada rencana walimahku,
ada apa ini?, yaa Allah mudahkanlah Urusan ini, dan berikan kesembuhan
pada ibuku, aamiin”
Dan
beberapa saat setelahnya kembali ukhti merah jambu dan Hanifa Ummu
Khanza mengomentari statusnya yang kemudian disusul oleh beberapa akun
lainnya, yaa Allah ada apa lagi ini?, mengapa rencan mulia ini begitu
mengalami banyak kendala?, mudahkan ya Allah..satukan kami dalam ikatan
suci ini dibawah naungan ridha-Mu, aamiin..” pintaku dalam kesedihan,
dan mendapati semua itu aku berusaha memahamkan kedua orang tuaku untuk
bersabar dari semua itu, dan Alhamdulillah mereka memahami meskipun
diwajah mereka tersirat kekecewaan. Aku sendiri merasa bersyukur karena
sahabat Tia sahabat Liqo’ku selalu mendukung dan menghibur hatiku yang
tengah dirundung kesedihan itu, tia juga selalu meyakinkan aku bahwa
bila berjodoh pasti Abu Ammar Al-indonesy dan keluarganya akan tetap
dating kerumah menemui orang tuaku dan menuanikan janjinya, dan aku
sangaat bersyukur mendapat sahabat sebaik dia
Pendengar Nurani yang baik
Demikianlah,
sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh..dan serapat-rapatnya
kita menyembunyikan bangkai yang busuk pasti akan tercium juga,
Alhamdulillah Allah masih saying padaku dan mengabulkan doa-doaku, semua
terkuak saat usai Liqo’, aku, nia, tia dan 2 orang teman Liqo’ku
kuundang untuk makan siang dirumah, yang kebetulan pagi harinya mama
mengadakan pertemuan dengan beberapa koleganya dan dijamu makan ala
kadarnya, moment yang samapun aku buat untuk sekedar mengundang
teman-teman Liqo’ku singgah sementara dirumah dan mencicipi makan siang
hari itu, semua berjalan terkendali, hingga beberapa saat setelah makan,
tia meminjam laptop dan modemku dengan alas an untuk browsing beberapa
materi kuliahnya, dengan senang hati aku meminjamkannya laptop dan
modemku, tetapi entah sengaja atau tidak, tia meminta izin padaku untuk
memakai laptopku diteras rumah, alasannya udara diluar lebih segar dan
tidak pengap, sedangkan nia danbeberapa teman lainnya sudah izin pulang
karena ada urusan yang tidak kalah penting, sementara aku sendiri sibuk
merapikan bekas-bekas makan siang kami, tak ada yang kurasakan saat itu,
hingga akhirnya ketika segalanya kuanggap bersih maka aku bergegas
kedepan rumah menemui tia yang sedang sibuk main internet di teras
rumahku, tersentak kulihat gelagat tia saat itu, kulihat juga wajahnya
memerah..entah apa yang terjadi dengannya saat itu, yang pasti aku
sedikit melihat jelas dari gerakannya, tia seperti seolah kaget dengan
kehadirnanku dan buru-buru meng-close semua halaman yang dibukannya,
tapi kejadian itu tak begitu aku responi mengingat tia adalah sahabat
dekatku dan teman Liqo’ku, hingga beberapa menit kemudian tia bergegas
permisi untuk kembali kerumahnya, kali ini aku merasakan ada sesuatu
yang aneh darinya, sebab tia kelihatan seperti orang linglung. Ada apa
dengannya?, apa dia sakit..?. ya Allah bila dia sakit..sembuhkan yaa
Allah.., dan istiqamahkan kami dijalan-MU, aamiin..” ujarku dalam hati
mengantar tia hingga didepan pintu pagar depan rumahku, perlahan aku
kemabali masuk kerumah, dan sebelum masuk kedalam rumah aku teringat
laptopku yang berada diatas meja diteras rumah, bergegas kuhampiri
laptopku yang masih menyala, kuperhatikan juga modemku masih connect
dengan internet, perlahan aku membuka Mozilla firefox, dan membuka
halaman facebookku, tetapi alangkah kagetnya aku mana kala mendapati
bahwa begitu halaman facebook telah aktif, ternyata sebuah akun yang
tidak asing bagiku terpampang jelas dihadapanku, ternyata sipemilik akun
lupa keluar secara prosedur sebelum menghentikan akun facebooknya,
tetapi sipemilik akun ternyata langsung keluar dengan meng-klik close
pada halaman Mozilla sehingga akun yg sebelumnya terbuka secara
otomatis hanya menutup smentara, jujur melihat kenyataan itu dadaku
berdegup kencang, air mataku seolah mau menetes..aku sangat kecewa,
sebab akun yang ada dihadapanku saat itu adalah akun milik Abu Ammar
Al-indonesy, yaa Allah apa maksud dari semua ini?, apakah Abu Ammar
Al-indonesy baru saja dating kerumahku dan menggunakan laptopku?, ah
tidak mungkin, sebab jelas sekali bahwa hari ini laptop tidak berpindah tangan
kepada siapapun hingga beberapa menit yang lalu dipinjam oleh tia?,
apakah Abu Ammar Al-indonesy dating kerumah ini tadi menemui tia dan dia
tidak membertahuku..?, ah tidak mungkin, ini tidak mungkiiiinnnn…”
ujarku dalam kebimbangan yang mulai diliputi oleh rasa sedih, kutatap
sekali lagi akun yang terpampang jelas dihadapanku itu, dan perlahan
kubuka inbox dari akun Abu Ammar Al-indonesy, kulihat begitu banyak
pesan-pesan masuk dari sejumlah akun milik akhwat yang entah siapa
mereka, yang jelas begitu kuamati dengan seksama, ternyata akhwat-akhwat
pemilik akun itu memiliki nasib sama sepertiku, dirayunya, dimanjanya
dengan kalimat-kaliamt mesranya dan dijanjikan akan dikhitbah dan
membina rumah tangga yang sakinah, hatiku hancur kala itu, mana kala
mengetahui dan mulai sadar bahwa ternyata selama ini aku telah ditipu mentah-mentah
oleh pemilik akun Abu Ammar Al-indonesy, dan yang lebih membuatku
bersedih adalah ternyata pemilik akun itu adalah tia, sahabat dekatku
selama ini, bahkan temana Liqo’ku yang sudah hampir 2 tahun sama-sama
denganku dalam mempelajari ilmu syar’I, lalu mengapa ia tega membohongi
aku seperti ini?, mengapa?, mengapa tia tega melakukan semua ini padaku
dan sejumlah akhwat lainnya?, apa misisnya?, apa dia memiliki
kelaianan?, ah tidak mungkin.., ini tidak mungkin, sebab selama ini tia
tidak pernah member sinyal-sinyal demikan dihadapanku, semuanya
normal-normal saja…
Pendengar Nurani yang budiman
Hatiku
sakit dan hancur saat itu, aku kecewa..apakah ini balasan atas lemahnya
fondasi imanku?, sehingga begitu lemahnya bermudah-mudah dihadapan
ikhwah yang meskipun aku telah menyadari bahwa ikhwah itu hanyalah
ikhwah gadungan..lalu siapa Ukhti Merah Jambu yang selama ini mengaku
sebagai sepupunya?, lalu siapa pula Hanifa ummu Khanza yang mengaku
tantenya Abu Ammar Al-indonesy, apakah dibalik semua ini ada beberapa
oknum yang bermain?, ya Allah tolonglah hamba dalam menguak tabir ini,
selamatkan aku yaa Allah..tolonglah hamba…”pintaku dengan deraian air
mata dihadapan laptopku, akhirnya aku berinisiatif untuk tetap
membiarkan akun facebook Abu Ammar Al-indonesy palsu itu di Mozilla
firefox dan aku membuka google croome yang memang sudah terinstal
dilaptopku saat itu untuk mengakses akun facebookku untuk mencari tahu
kebenarnan ini, tetapi ku kembali dikagetkan dengan sebuah kenyataan
yang menambah luka itu mana kala secara otomatis ketika google crome
terbuka, sebuah akun facebook yang juga sangat aku kenal kembali
terpampang dihadapanku yaitu akun Hanifa Ummu KHanza yang selama ini
mengaku sebagai tantenya Abu Ammar Al-indonesy, yaa Allah..ternyata
engkau begitu mencintaiku sehingga satu persatu semua engkau buka
dihadapanku, terima kasih yaa Allah..”ujarku ditengah kepiluan yang
tidak bias aku tahan lagi, dan aku sudah mulai yakin bahwa orang yang
berada dibalik semua ini adalah tia, sahabt dekatku selama ini, sebab
tialah orang terakhir yang memakai laptop dan modemku saat ini, dengan
masih diliputi kesedihan, aku kembali berniat untuk membuka akun
facebook dengan menggunakan opera yang memang juga sudah terinstal
didalam laptopku, dengan harapan agar kali ini tidak ada akun yang
terbuka lagi yang bias menambah deretan bukti bahwa pelaku semua ini
memang benar-benar hanya satu orang, tetapi lagi-lagi ketika aku membuka
facebook di opera, kembali pemandangan yang tidak kuharapkan terpampang
jelas dihadapanku, sebuah akun yang selama ini selalu menguatkan aku
manakala harus memahami posisi dari Abu Ammar Al-indonesy yang selalu
dirundung masalah sehngga belum bias menepati janjinya untuk dating
menghitbahku, dan dialah ukhti Merah Jambu.., aku semakin sakit hati
saat itu, air mataku menetes deras mengetahu semua itu, sebab selama ini
ukhti merah jambu yang selalu kujadikan sebagai tempat curahan hatiku,
dan dialah yang selalu memotifasi aku untuk terus menjadi muslimah yang
baik, agar kelak aku akan mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik…yaa
Allah mengapa semua ini harus terjadi padaku, mengapa harus aku yang
menjadi korbannya.., padahal semua kisah percintaan dan hubungan ini
sudah aku sampaikan kepada orang tuaku, bahkan dengan semua ini mereka
sangat merespon segalanya dan berharap bahwa semua ini tidak hanya
sekedar mimpi belaka, apa yang harus aku lakukan saat ini?, apa…?, aku
telah hancur.., lukaku terlalu dalam untuk berharap kesembuhan, aku malu
pada diriku sendiri, dan aku malu pada semua orang apalagi terhadap
mereka yang telah aku ceritakan semua ini…ya Allah…Ampuni aku..ampuni
aku yaa allah…
Pendengar Nurani yang budiman
Demikianlah
sekelumit kisah pedihku, bersama seorang sahabat yang tega
mempermainkan perasaanku..yang begitu tega menyakitiku dengan caranya
sendiri, aku sendiri bingung harus berbuat apa.., haruskah aku benci
padanya?, haruskah aku menjauhinya?, atau haruskah aku memprotes semua
ini padanya dan meminta jawaban atas semua ini, rasanya terlalu malu
diri ini dihadapan Allah.., dan hingga hari ini, kisah ini baru
kuceritakan kepada murobbiyahku, dan entah apa yang menjadi
keputusannya, yang pasti aku telah kecewa..aku telah terluka..aku masih
tidak percaya bahwa ikhwah yang telah menggambarkan kebahagiaan berumah
tangga yang bahagia bersamanya, harus mengahcurkan harapan itu dengan
tamparan yang teramat keras…tapi ..ditengah kesedihanku mendapati semua
ini, masih ada rasa syukur membenam dalam jiwaku, yaa sebuah kesyukuran
karena Allah menunjukan cinta-NYA dengan menguak tabir yang selama ini masih abu-abu dihadapanku, terima kasih yaa Allah..terima kasih….
Pendengar Nurani yang budiman
Kunasehati
kalian dengan nasehat yang tulus dari hati yang paling dalam ini,
hati-hatilah dengan facebook..jangan mudah percaya pada apa yang belum
jelas adanya, dan jangan sekali-kali memebrikan hati dan cintamu utnuk
seseorang yang hanya kau kenal lewat dunia maya, soal jodoh,,yakinlah
akan keputusan Allah, sebab jodoh laksana rezki yang meamng sudah ada
jatahnya untuk tiap-tipa kita, bersabarlah dalam penantian dengan fokus
pada ibadah kepada-Nya, yakinlah bahwa pilihan Allah adala yang terbaik
buat kita, dan apapun yang dikehendaki oleh Allah, pasti akan indah pada
waktunya..aamiin..
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
Silvia
Sumber : http://nurani107.blogspot.com/2011/04/persahabatanku-kandas-karena-facebook.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar