Dari ZAHRA DI KOLONEDALE
Assalamu ‘alaikum Wr Wb
Pendengar Nurani yg budiman
Namaku Zahra, aku adalah anak Sulung
dari 3 bersaudara, terlahir dari keluarga yang kehidupannya biasa-biasa saja,
sebagai anak sulung, orangtuaku begitu menyimpan harapan besar padaku agar
disuatu hari nanti aku biasa menjadi seseorang yg berguna buat keluarga bahkan
bias menjadi tulang punggung keluarga kelak…, dan untuk mewujudkan semua itu,
kedua orang tuaku begitu semangatnya menyekolahkan aku
hingga keperguruan tinggi, mereka senantiasa meperjuangkan aku agar bias memberi kebanggaan buat keluarga kelak meskipun dengan susah payah, dan pada tahun 2004, aku hijrah kekendari untuk melanjutkan studiku disebuah Universitas Negeri disana.
Alangkah bahagianya hatiku kala itu, mana kala menyadari bahwa aku begitu didukung oleh orang tuaku untuk kuliah, sementara tidak semua teman-temanku dikampung yg bias seperti aku, sebab ada beberapa temanku yg begitu lulus kuliah langsung menikah
hingga keperguruan tinggi, mereka senantiasa meperjuangkan aku agar bias memberi kebanggaan buat keluarga kelak meskipun dengan susah payah, dan pada tahun 2004, aku hijrah kekendari untuk melanjutkan studiku disebuah Universitas Negeri disana.
Alangkah bahagianya hatiku kala itu, mana kala menyadari bahwa aku begitu didukung oleh orang tuaku untuk kuliah, sementara tidak semua teman-temanku dikampung yg bias seperti aku, sebab ada beberapa temanku yg begitu lulus kuliah langsung menikah
Pendengar Nurani yang baik
Hari-hari aku lalui dengan normal
dikendari..sebagai mahasiswi tamatan sekolah umum, aku tak mengenakan jilbab
sama sekali, yaa biasa..seperti gadis awam pada umumnya yg belum tersentuh oleh
hidayah apapun, aku begitu menikmati segalanya, ngerumpi bersama teman-teman
dikelas sebelumn dosen dating, belajar bersama mahasiwa laki-laki bila ada
tugas tugas bersama.., bahkan sampai menjalani masa pacaran dengan kk seniorku,
kak Andi namanya, ohh, aku merasakan bahwa masa itu adalah masa paling indah…,
aku lupa..bahwa dikampung sana orang tuaku begitu dengan susah payahnya
mengadakan segala kebutuhanku hanya dengan tujuan agar aku berhasil menjadi
sesuatu yg mereka inginkan, sementara aku sendiri tidak terlalu memfokuskan
diriku pada studiku saja..usiaku yg begitu labil membuat aku lebih menghabiskan
hari-hariku dikendari dengan berleha-leha..adapun kuliah adalah nomor dua.
Pendnegar Nurani yg budiman
Hari-hari kunikmati masa-masa
keberadaanku dikendari saat itu, hingga suatu hari saat aku sedang duduk dipekarangan
mesjid menunggu temanku yg sedang kajian, aku didekati oleh salah seorang
wanita bercadar, yg aku tahu dia dari sebuah organisasi muslim dikampus, gadis
itu menyempatkan diri untuk berkenalan denganku, dan dengan lembut disebutkan
namanya padaku “kenalkan.., saya Raihana.., mahasiswa fakultas Hukum semester
7..”, ujar gadis bercadar itu.., dan padanya tak lupa juga kuperkenalkan
diriku.., percakapan diantara kamipun terjadi.., setelah berkenalan sebelumnya
beberapa saat kemudian tiba-tiba gadis yg bernama raihana itu berujar yang
membuatku sedikit kaget :
“Cantik sekali rambutmu ya..?,
dirawat pakai apa..?”
Tanya raihana padaku.., dengan dahi
berkerut aku memberikan jawaban padanya
“terima kasih..Cuma shampoo
doang koq.., ada apa ya..? tanyaku lagi,
“gak.., saya Cuma kagum pada
rambutmu sehingga dadaku berdegup kencang dan merasakan bahwa ada sesuatu yg
lain dihati ini saat melihatmu dari kejauhan tadi..” sela raihana lagi..,
“maksudnya..?, saya gak faham…?”,
tanyaku lagi..
“begini.., sebelumnya saya meminta
maaf bila saya lancing pada kita, tapi jujur melihat kau duduk disini dengan
rambutmu yg bercahaya dan panjang diterpa angin sepoi-sepoi, membuatmu tampak
cantik kelihatan dari jauh, sehingga jangankan pria-pria hidung belang, saya
saja seorang wanita merasakan sesuatu yang lain dengannya, sehingga saya dating
mendekatimu…, dan itu baru saya.., apalagi lawan jenis kita…, afwan dek..
terkadang kita tidak menyadari dan kita sering lupa bahwah kelebihan yang kita
miliki, bias saja menjadi kelemahan kita bahkan menjadi jalan rusaknya diri
kita…, coba kau pandangi orang2 disekelilingmu khususnya para lelaki…, apa kau
bias mendeteksi hati-hati mereka, apa kau bias mengetahui niat2 dalam hati
mereka setelah memandangmu saat ini..?, kita tidak tahu, mungkin ada satu atau
lebih pria yg tertarik padamu dek dan mereka tinggal menunggu waktu yg tepat
untuk melaksanakan niatnya, dan kita juga gak tahu apakah niat itu baik atau
buruk…” ujar raihana lagi padaku, mendengar penututuran tulus dari seniorku
itu, dadaku semakin tak menentu, kecemasan mulai menghinggapi perasaanku, takut
dan cemas jangan sampai apa yg dikatakan oleh raihana itu akan terjadi
padaku.., ya Allah..selamatkan aku dari tipu daya lelaki dan tipu daya syetan
ya Allah…
“Terima kasih kak atas perhatiannya….”
Ujarku pada raihana
“Sama-sama dek, kalau tidak
keberatan, saya Cuma mau tahu.., apa yg ada dalam benakmu saat ini..?, apa kau
tersinggung dengan kata-kata saya tadi.., kalau iya saya minta maaf ya..”
sela raihana lagi
“gak apa-apa kak, saya tidak
tersinggung koq, justru saya berterima kasih saat kk menyampaikan nasehat2
bijak itu pada saya, dan jujur saya sampai merinding dibuatnya, saya hanya
berharap semoga saya akan dijauhkan dari niat jahat lelaki-lelaki hidung belang
yg berniat jahat pada saya..” jawabku..
“Hmmmm…” raihana menarik nafasnya
dalam-dalam, lalu melanjutkan kembali kalimatnya.
“Kalau itu harapanmu dek, maka
bantulah dirimu sendiri untuk selamat dari intaian niat jahat mereka, sebab
mungkin saat kau bersama teman-temanmu, kau akan terlindungi oleh keberadaan
mereka, tapi saat kau sendiri siapa yg akan menolongmu selain Allah dan dirimu
sendiri…, dan Allah pasti akan membantumu saat itu terjadi bila kau juga
perduli dengan dirimu sendiri..” ujar raihana lagi.
“Membantu diriku snediri..?, maksud
kk..?, saya gak faham deh..” tanyaku lagi
“dek.., kalau kau tidak ingin dirimu
hancur dan selamat dari niat jahat para lelaki-leaki hudung belang, maka
bantulah dirimu sendiri dengan menutup auratmu.., sebab dengan keadaanmu
seperti ini dan kau bertahan dengan kondisi ini, maka kk tidak bias menjamin
seberapa besar peluangmu untuk selamat dari niat jahat mereka…, sebab yg kau
suguhkan setiap hari didepan mata mereka adalah auratmu yg terbuka, rambutmu yg
terurai.., busanamu yg faminim dan seksi seperti ini, afwan bila kk
berlebihan.., tapi hanya itulah cara kita untuk selamat dari incaran mereka,
dan ini bentuk kepedulian kk meskipun kita baru saja kenal saat ini.., kk Cuma
berharap tidak akan ada lagi kaum kita selanjutnya yang akan rusak kehormatan
dirinya hanya karena kelalaian mereka sendiri, dan sebagai saudara tugas kk
hanya mengingatkan saja, afwan ”sela raihana
“terima kasih kak..sekalilagi terima
kasih…” ucapku lagi, dan percakapan kamipun terputus saat teman yang aku tunggu
dating dan segera mengajakku pulang, kucoba kembali membalikan wajahku kearah
sosok raihana yg kutinggal terpaku didepan mesjid, aku kagum padanya.., aku
kagum pada pendiriannya, aku juga kagum pada kepeduliannya terhadap kaum
perempuan..
Pendengar Nurani yg Budiman
Setelah pertemuanku dengan gadis
bercadar itu, membuat perasaanku tidak menentu.., bayang-bayang rasa takut dari
apa yg dia gambarkan pada saat itu membuat aku betul-betul cemas..aku jadi
tidak tenang dalam melalui hari-hariku, aku bahkan enggan jalan sendiri,
apalagi kost-kostanku melewati gang/lorong , aku bahkan selalu minta
diantarkan temanku sampai kekost-kostan…, hari demi hari kulalui dengan
kecemasan.., baying-bayang gadis bercadar dan nasehatnya itu selalu membuatku
dihantui ketakutan “ada apa denganku..?, dan sampai kapan aku begini..?, itulah
tanda Tanya didalam hatiku bila sedang dirasuki rasa cemas itu.., dan bebebrapa
hari kemudian, aku memberanikan diri mencari kembali raihana seniorku itu
difakultasnya, tapi tak satupun yang mengenalnya, padahal seingatku dulu
katanya dia semester 7 fakultas hokum…, tapi koq gak ada yg nama begituan..?,
siapa dia ya..?, koq bias-bisanya dia menipu aku..?, ujarku dalam kebisuan tak
habis fikir, akhirnya karena tak mendapatinya difakultasnya aku berinisiatif menunggunya
di mesjid, siapa tahu dia ada disana.., dan Alhamdulillah benar saja dugaanku,
sebab yang kunanti kahirnya dating juga, seperti biasa aku duduk didepan
mesjid sambil membaca komik kesukaanku, dan sapaan halus suara yg tidak asing
itupun kudengar kembali..
“Assalamu ‘alaikum Zahra..?” sapa
suara itu yg taka sing lagi ditelingaku, yah suaranya raihana, aku sangat
senang sekali melihatnya saat itu, pembawaannya yg tenang dengan tuturnya yang
begitu santun.
“Wa’alaikumsalam kak…, hmmm.., kk
bagaimana kabarnya..?” Tanyaku
“Alhamdulillah bi khoyir, kita
dek..?
“Alhamdulillah baik juga kak, oh ya
tadi saya nyari kk ke fakultas, semua kelas saya masuki tapi tak satupun
mengenal kk.., emang benar kk fakultas hokum..?” tanyaku pada raihana
“Masya Allah.., jadi kita nyari kk
dek..?, hehehe, afwan kakak lupa sampaikan bahwa raihana itu nama kuniah kk,
dan teman-teman memang kenalnya bukan nama itu tapi nama asli kk, sehingga bila
kau cari nama raihana gak bakalan dapat, ya kecuali nanya pada teman kk yg juga
satu halaqah atau yg bercadar..” jelasnya padaku
“oo, begitu toh, ya udah maafkan aku
karena telah salah menduga.., oh ya kak, saya mau curhat lagi nih”
“Curhat..?, soal apa dek?”
“Soal aku.., ingat gak saat dulu kk
pernah nasehati aku beberapa pecan lalu..?”
“Iya kk masih ingat.., kenapa emang
dek..?”
“Alhamdulillah kalau begitu.., hmmm,
begini kak, jujur aku kefikiran sama kata2 kk tempo hari, sy juga merasa gak
tenang setelahnya, sy selalu dihantui perasaan takut sehingga gak mau kalau
jalan sendiri tanpa ada teman.., sy bingung cara mengatasinya kak, apa saya
pakai busana muslimah saja ya..?”
“O, itu..hmm, menurut kk sih kalau
kau gak keberatan sebaiknya begitu, kau pakai saja busana muslimah yg syar’I,
karena itu akan lebih membuatmu nyaman dimanapun, sebab auratmu secara otomatis
akan tertutup dari orang-orang yang bukan muhrimmu..”
“Insya Allah kak, nanti kalau ada
kelebihan rezeki yang dikirim orang tua dari kampong saya akan berusaha membeli
busana muslimah yang syar’I, dan akan menggunakannya kak, maklum saya Cuma dari
keluarga sederhana.., kuliah aja sudah senang…” ujarku lirih
“kau serius dek…?”Tanya raihana
padaku
“insya Allah serius kak, lillahi
ta’alaa..” jawabku
“Barakallahu fiik..,
Alhamdulillah..kakak senang sekali mendengarnya dek…, oh ya kalau kau mau
sebentar singgah di asrama kk ya.., ada sesuatu yg ingin kk berikan, atau kita
kerumah kk sekarang kalau kau gak ada kuliah dek, kebetulan kk hari ini Cuma 1
mata kuliah dan sudah selesai..” ucap raihana lirih dengan senyumnya yg
berbinar meskipun hanya Nampak dari bola matanya yang menyipit karena senyuman
Pendengar Nurani yang budiman
Entah mimpi apa aku semalam, sebab
semuanya berposes begitu saja, apalagi ternyata raihana menghadiahiku 4 pasang
busana muslimah plus jilbab besarnya, saat itu tepat pukul 04.00 sore dihadapan
raihana, aku mencoba mengenakan busana muslimah itu, air mataku menitik saat
kutatap baying2 diriku didepan cermin…
”subhanallah..alangkah damainya
menggunakan pakaian ini, kenapa tidak dari dulu aku menggunakannya?”
ujarku dalam diam, sementara raihana menatapku dengan senyum yg tak
pernah lepas dari bibirnya, kulihat juga ada air mata bening jatuh dari kelopak
matanya, raihana menyampaikan padaku bahwa dia merasa bahagia karena aku
memilih jalan benar yaitu hijrah dari aku yg dulu ke aku yang sekarang, lama
kami tenggelam dalam keharuan, hingga saat aku hendak melepasnya raihana
melarangku
“kenapa mau dilepas dek..?”tanyanya
padaku
“insya Allah nanti besok saya pakai
kak, kekampus.., saya Cuma merasa grogi menggunakannya..” jawabku
“apa kau yakinmasih bias hidup besok
dek dan masih sempat menggunakan pakaian ini..?” ujarnya lagi.., saat itu aku
tersentak dan seolah sadar dari sebuah lamunan..
“astagfirullah hal ‘adziim..”ujarku
dalam hati
“dek..jangan pernah menunda-nunda sebuah
kebaikan selama kita masih diberikan waktu oleh allah untuk menunaikannya..,
insya Allah semua akan baik-baik saja.., yaa memang biasanya orang-orang
disekeliling kita akan bereaksi, ada yg mendukung dan ada yg memprotes.., tapi
haruskah kita mengurungkan niat baik kita hanya karena khawatir jadi bahan
gunjingan..?, bukankah ketika kita tengah mengahdapi panasnya api nereka mereka
tak akan sanggup berbuat apa2, dan hanya bias diam saja?, lantas mengapa kita
harus menjadikan mereka sebagai bahan pertimbangan…?, ingat dek.., semua akhwat
dulunya jug amengalami perasaan seperti ini, termasuk kk, tapi kita harus yakin
dengan keputusan yg kita ambil, insya Allah Allah akan bersama kita dek..”ujar
raihana menguatkan aku, dan Alhamdulillah, sejak saat itu aku tak lagi melepas
busana muslimah itu, bahkan aku langsung pulang kekostanku dengan mengenakan
busana itu.., dan benar saja, beberapa orang teman kostku meledekku dengan
berbagai kata2 pedas, tapi motifasi yg diberikan raihana telah membuatku siap
menghadapi segalanya, tidak hanya disitu saja perhatian raihana, dia bahkan
menawariku ikut tarbiyah dalam halaqah baru binaannya, subhanallah alangkah
indahnya islam ini, persaudaraan tanpa hubungan darah mampu mengalahkan
kesombongan dan keangkuhan hati kita, bahkan bis amenjadi jalan masuknya
hidayah.., subhanallah..aku semakin memperkuat hatiku untuk mempelajari islam
lebih jauh, berbagai kegiatan dakwah aku ikut didalamnya, tidak hanya sebagai
anggota atau peserta tetapi sering terjun langsung menjadi panitia.
Pendengar Nurani yg budiman
Waktu terus bergulir, dan semuanya
terasa begitu cepat berlalu, aku akhirnya menamatkan kuliahku dan berhasil
menggondol ijazah sarjana, sementara raihana telah diboyong oleh suaminya ke
jawa setelah sebelumnya juga telah menamatkan kuliahnya dikampus yg sama
bersamaku.., subhanallah..raihana begitu sangat berjasa untuk hidupku dan aku
tidak akan melupakannya, aku akan selalu mengenangnya dalam doa-doaku, semoga
Allah melindunginya dan membalas segala kebaikannya padaku selama ini, dengan
harapan semoga saja akan ada raihana-raihana lain yang bias mengikuti jejaknya,
Pedengar Nurani yang baik
Dengan Rasa bahagia aku kembali
kekampungku dengan membawa ijazah yang insya Allah akan membuat kedua orang
tuaku bahagia, karena nilai IPK-ku diatas rata-rata, tapi apa yg terjadi diluar
dugaanku.., sebab begitu sampainya aku dirumah, semua keluargaku
tidak menyambutku dengan kerinduaan sebagaimana aku yg begitu merindukan
meraka, sebab selama 4 tahun kuliah di kendari hanya 2 kali aku kembali
kekampung halamanku, itupun saat aku belum tersenuth hidayah, sementara kedua
orang tuaku juga hanya 2x dating kekendari yaitu ketika mendaftarkan aku
menjadi mahasiswa baru dan pada awal tahun sebelum aku tersentuh hidayah,
setelahnya kami hanya berkomunikasi lewat handphone saja , kulihat juga bahkan
ada bias kemarahan dari wajah-wajah mereka seolah tidak senang dengan
kehadiranku, ya..disinilah awal kesedihanku.., sebab ternyata kedua orang tuaku
tidak meridhoi keadaanku sekarang yg telah berbusana syar’I, aku juga lupa
mengabarkan mereka tentang keputusanku berhijab, ya Allah apa mereka marah
padaku dengan melihat aku yang sekarang. Apakah mereka tidak ridha dengan semua
ini..?, apa yg harus aku lakukan ya Allah..,
Pendengar Nurani yang budiman
Lama sekali aku terpaku didepan
pintu namun tak ada seorangpun yang mempersilahkan aku masuk, bahkan mamaku
menutup pintu rumahnya meskipun tak sampai rapat..
“Assalamu ‘alaikum.., mama, papa ini
aku Zahra..,aku sudah pulang ma..pa..”ujarku menyalami rumah, namun tak ada
jawaban satupun yang kudengar dari mereka, padahal tadi kulihat papa duduk
diteras saaty aku dating, bahkan aku berfikir bahwa dia masuk kedalam karena
mengira aku bukan anak mereka, beberapa lamanya aku termangu didepan pintu
menunggujawaban dari mama dan papa, dan akhirnya..
“kau zahrah..?”suara lirih ayah
menyapaku
“iya aku Zahra ayah..”balasku
“lantas kenapa kau memakai pakaian
seperti ini Zahra..?, apa maksudmu..?, apa papa dan mama membiayaimu kuliah
untuk semua ini..?, dasar anak tidak tahu diuntung..!!”ujar suara keras padaku,
mendengar semua itu air mataku menetes dipipiku, aku tak sanggup menatap ayah
yg tengah berdiri didepanku dengan wajah sangarnya, saat itu aku hanya
menundukan wajahku menyembunyikan air mataku dari ayah hingga tiba2 kurasakan
tangan keras mendarat dipipiku 2 kali
“dasar anak kurang ajar.., tidak
tahu diuntung..apa-apan kau ini..?, kau fikir dengan melihatmu sekarang papa
dan mama bangga..?, kau fikir dengan melihatmu sekarang papa dan mama akan
bahagia,..?, begitu zahra?, tidak Zahra..tidak.., papa dan mama justru kecewa
karena kau seenaknya berbuat tanpa meminta pertimbangan kami, ooo, apa kau
sudah merasa besar..?, sudah sarjana sehingga bias seenaknya mengambil
keputusan untuk sebuah tindakan seperti ini..?”
“maaf pak.., Zahra tidak bermaksud
begitu, Zahra hanya ingin menjadi seorang muslimah yg sholeha, agar mama dan
papa bias merasa bangga dihadapan Allah.., Zahra hanya ingin menjadi muslimah
yg baik pa.., maafkan Zahra..” pelasku pada papa
“apa..?, menjadi muslimah yg
taat..?, kau fikir menjadi muslimah yg baik itu mesti harus memakai busana
seperti itu..?, kau fikir dengan jilbab pendek saja orang tidak bias taat,
tidak bias baik.., begitu zahra?, banyak sekali alasanmu Zahra…”ujar papa
dengan nada suaranya yg semakin keras, Saat itu aku hanya bias diam dalam
tangisan, sebab aku tidak ingin menambah amarah ayah menegtahui kalau aku
membantah beliau.
“benar2 kau Zahra, kau tidak
mengerti perasaan papa dan mama.., bukankah kau tahu bahwa kau adalah harapan
satu2nya kami, kau lihat Zahra adikmu masih kecil kecil, dan papa sudah tua,
meskipun papa sudah tua tapi papa berusaha mengadakan biaya kuliahmu agar kau
bias sekolah tinggi dan bias mencari kerja setelahnya.., kau tahu nak, untuk
semua itu papa rela kerja keras siang malam, cukup tak cukup papa selalu
mengadakan semua kebutuhanmu, bahkan papa harus rela ngutang demi pendidikanmu,
tapi begitu lulus ternyata kau sudah seperti ini.., coba lihat tantemu zahrah,
dia saja tidak berjilab dan menyandang gelar sarjanah namun sekarang gak pernah
dapat2 kerja, apalagi kamu dengan penampilan seperti ini..,?, sekarang papa
minta padamu.., buka pakaian ini, dan kembalilah kau menjadi Zahra yg dulu papa
kenal.., nanti papa belikan kau jilbab kecil yg penting bias menutup auratmu…,
buka Zahra..!!” ujar papa memaksaku membuka jilbab cadarku, dan dengan
kekuatannya papa berhasil menarik jilbabku, denga linangan air mata aku berlari
kedalam kamarku untuk menghindari kebrutalan papa, namun papa berusaha menarik
tanganku dan mencegahku masuk kedalam kamar..
“siapa yang menyuruhmu masuk kedalam
rumah Zahra..?, papa belum selesai bicara.., kalau kau mau masuk kedalam rumah
ini lagi, maka tanggalkan kebiasaanmu menggunkan busana itu lagi,sebab jika
tidak maka kau tidak usah lagi masuk kedalam rumah ini lagi.., papa dan mama
lebih rela kehilanganmu dari pada melihatmu seperti ini..kau asing dimata kami,
dan papa tidak menyukainya Zahra, silahkan kau pilih yang mana, papa kasih
waktu kau berfikir sekrang juga, bila kau memilih tetap dengan pendirianmu maka
silahkan angkat kaki dari rumah ini lagi, dan lupakan bahwa kami adalah orang
tuamu, sebab papa dan mama tidak sudi punya anak sepertimu, dasar tidak tahu
diuntung……”teriak papa padaku sambil menyeretku lagi kedepan pintu..air mataku
semakin berlinang tak tahu harus berbuat apa, aku tahu karakter papa yg keras,
karena bila aku menyanggah ucapannya maka aku tidak tahu hal apa lagi yg akan
dia lakukan padaku, sementara saat titu aku hanya mengenakan kerudung kecil
pengalas jilbab besarku…, dengan rasa piluaku berlari meninggalkan rumahku dan
berlari menuju rumah tetanggaku, kudengar papa meneriakiku
“Zahra..jangan pernah kau dating
lagi kerumah ini, pergilah kau jauh-jauh dan jangan pernah kembali lagi,
pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….”, aku terus berlari meninggalkan rumah dan
menuju rumah tetanggaku yg tak jauh dari rumah, banyak tetangga2ku yg
memperhatikan kejadian itu sehingga tak ada satupun diantara mereka yg mau
menampungku sebab takut dengan papaku, saaat itu aku hanya bias menangis sambil
berlalu meninggalkan rumah, baying-bayang masa kecilku yg begitu dimanja dan
disayang oleh papa dan mama menari-nari dalam benakku kenapa akhirnya harus
seperti ini…. Ya Allah ada apa ini, beri akukesabaran ya Allah
Pendengar Nurani yangbaik
Sejak saat itu aku tak pernah lagi
bertemu dengan kedua orang tuaku dan aku t ak tahu apakah mereka masih perduli
denganku atau tidak tapi jauh dari lubuk hatiku, bahwa aku masih sangat
mencintai mereka, meskipun kebencian mereka telah mendarah daging untukku..
Wassalam
Nb Salam Ukhuwah buat
akhwat makassar seluruhnya, special buat raihana uhibbuki fillah
Sumber : http://nurani107.blogspot.com/2010/12/dari-zahra-di-kolonedale-assalamu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar